Sabtu, 29 Juni 2019

Laporan Praktikum Anfisman Sistem Endokrin



Judul Praktikum        : Sistem Endokrin
Tanggal Praktikum    : 24 Juni 2019
Tujuan Praktikum  : Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu menjelaskan sistem endokrin terutama pada proses kerja hormon insulin.
Dilaporkan Oleh        : Yunita Widyastutik
NIM                           : 184010005

I.            DASAR TEORI
Di dalam tubuh kita terdapat 2 sistem yang bertanggug jawab terhadap pengaruturan lingkungan internal. Penghantaran informasi yang cepat dan terarah diatur oleh sistem saraf. Sedangkan pengaturan fungsi sel secara global dan pengaturan yang berlagsung lebih lama berada di bawah tanggung jawab sistem endokrin melalui penghatar informasi kimiawi yang dikenal dengan istilah hormon.
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau yang lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Adapun hasil dari sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Oleh karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.
            Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid, tapi juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis, ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh.

KELENJAR
1.      KELENJAR HIPOFISA
            Kelenjar hipofisis  merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat . hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik. Kelenjar hipofisis disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan mengendalikan sebagian besar kelenjar endokrin.
2.      KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar kecil paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang. Hormon yang dihasilkan tiroid memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh, meliputi pengaturan berat tubuh, tingkat penggunaan energi glukosa darah, dan frekuensi denyut jantung.
3.      KELENJAR ADRENAL
            Medula didalam dan korteks di luar kelenjar adrenalin masing-masing mensekresi hormon yang berbeda. Hormon kortikal merupakan steroid dan meliputi glukokortikoid, seperti kortisol, yang mempengaruhi metabolisme; mineralokortikoid, seperti aldoseteron, yang mempengaruhi keseimbangan garam dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja pada ovarium dan testis. Medula didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah. Serat serat medula terhubung dengan sistem saraf simpatis dan medula menghasilkan hormon “tempur dan kabur”, seperti adrenalin.

HORMON
            Hormon merupakan penghantar kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap ditempat terjadinya khasiat itu. Secara khusus hormon dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung disekresikan ke pembuluh darah ke organ tujuan. Hormon melakukan kegiatan yang spesifik, yakni mengatur proses metabolisme dari organ tujuan.
Pengaturan oleh hormon sering berlangsung melalui reaksi-reaksi yang diperantarai oleh hormon lain melalui suatu rangkaian 3 tingkat yang melibatkan hormon pembebas, hormon kedua dan hormon efektor. Rangkaian ini di atur oleh sistem hipotalamus hipofisis. Ada pula pembebasan hormon yang tidak melibatkan sistem tersebut. Dalam hal ini, pembebasan hormon disesuaikan dengan konsentrasi senyawa yang dijaga oleh hormon tersebut agar selalu tetap.
Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.
Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism.
Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan (inadekuat). Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yakni peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan atau minum).

KERJA HORMON
1. PEMICU HORMON
            Rangsangan penyebab kelenjar endokrin melepas lebih banyak hormonnya bisa berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, kelenjar bereaksi langsung terhadap kadar zat tertentu dalam darah, menggunakan sistem umpan balik. Dalam kasus lain, terdapat mekanisme perantara didalam sistem umpan balik seperti kompleks hipotalamus – hipofisis (Parker.2009: 108).
2. MEKANISME KENDALI HORMON
            Dari sifat kimianya, ada dua jenis utama hormon, yang terdiri atas molekul protein dan amino dan yang terdiri atas molekul steroid. Kedua kelompok ini secara keseluruhan bekerja dengan cara serupa. Mereka berperan secara biokimiawi untuk mengubah tingkat pembentukkan zat tertentu, biasanya dengan meninggalkan atau memproduksi enzim yang mempercepat pertumbuhan zat tertentu (Parker.2009: 108).           
3. MEKANISMA UMPAN BALIK
            Kadar hormon di dalam darah dikendalikan oleh mekanisme umpan balik, atau siklus. Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang mengendalikan sistem pemanas pusat. Jumlah hormon tertentu yang beredar atau sedang disekresi ke dalam aliran darah dideteksi dan dikirim  ke unit pengendalian. Adapun yang menjadi kompleks pengendaliannya ialah hipotalamus-hipofisis- di dalam otak (Parker.2009: 108).


II.            ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
1.      Alat suntik beserta jarum
2.      Timba
3.      stopwach
Bahan yang digunakan :
1.      Ikan mas 2 buah
2.      Insulin 100 UI/ml
3.      Larutan gula
4.      Aquadest


III.             CARA KERJA
Percobaan pertama
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Siapkan air ditimba. Timba 1 masukkan larutan insulin 1 ml dan timba 2 masukkan larutan gula
3.      Masukkan ikan pada timba ke 1 dan amati pergerakan ikan tersebut setelah ditambahkan 1 ml insuin dan catatlah waktunya
4.      Jika sudah terjadi perubahan pada ikan, masukkan ditimba ke 2 yang telah diberi larutan gula dan amati pergerakan ikan dalam keadaan normal dan jangan lupa mencatat waktunya
Percobaan kedua
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Siapkan air ditimba. Timba 1 masukkan larutan insulin 2 ml dan timba 2 masukkan larutan gula
3.      Masukkan ikan pada timba ke 1 dan amati pergerakan ikan tersebut setelah ditambahkan 2 ml insuin dan catatlah waktunya
4.      Jika sudah terjadi perubahan pada ikan, masukkan ditimba ke 2 yang telah diberi larutan gula dan amati pergerakan ikan dalam keadaan normal dan jangan lupa mencatat waktunya


IV.            HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN



Perlakuan
Menit ke
Pergerakan ikan mas
Pada percobaan pertama:
Kondisi normal
Pemberian insulin 1 ml

Pemberian larutan gula


00:55 detik
01:44 menit
02:13 menit

Aktif, lincah
Mulai gelisah
Lemas dan diam ditempat
Aktif dan lincah
Pada percobaan kedua:
Kondisi normal
Pemberian insulin 2ml

Pemberian larutan gula


00:16 detik
00:57 detik
01:18

Aktif dan lincah
Mulai gelisah
Diam dan lemas
Aktif dan lompat-lompat



Pada percobaan kali ini kita menggunakan ikan mas sebagai perumpamaan kerja sistem endokrin (hormon insulin). Ikan mas dipilih sebagai bahan percobaan karena ikan mas dapat bergerak dengan lincah sehingga mekanisme kerja dari kedua hormon tersebut dapat dilihat dengan mudah. Ukuran dari ikan mas pun yang  tidak terlalu besar dapat menghemat insulin yang tersedia. Selain itu, harga dari ikan mas cukup murah dan mudah didapat.
Pemberian insulin pada ikan mas menyebabkan glukosa yang ada dalam darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin. Insulin yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah Insulin 100 UI/ml merk Apidra Solostar. Glikogen tersebut akan disimpan di dalam hati dan otot. Hal ini dapat menyebabkan 2 dampak berbeda, tergantung dengan kondisi ikan tersebut. Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Pada manusia, glukosa dibutuhkan sebagai bahan bakar (sumber energi). Pasokan glukosa ± 80 % dibutuhkan oleh otak dan sisanya dibutuhkan oleh jaringan lain. Kadar glukosa dalam tubuh, diatur oleh 2 hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Kedua hormon tersebut yaitu, Insulin dan Glukagon. Kerja antara insulin dan glukagon adalah antagonis (saling berlawanan). Konsentrasi insulin dan glukagon dalam darah, mengatur penyimpanan dan mobilisasi energi
Pada pecobaan pertama dan kedua kondisi ikan dimenit 00:55 dan 00:16 ikan terlihat gelisah karena ikan mengalami stres. Setelah beberapa detik dimenit 01:44 dan 00:57 ikan menjadi lemas, kurang aktif dalam beberapa menit. Hal ini dipengaruhi oleh fungsi insulin yang berdifusi melalui membran insang menuju ke aliran darah ikan. Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar. Penambahan insulin dalam timba menyebabkan resistensi hormon insulin dalam ikan meningkat sehingga glukosa tidak dapat dirubah menjadi glikogen, maka gula darah pada ikan menurun (hipoglikema) dan mempengaruhi fungsi metabolisme ikan. Karena metabolisme ikan terganggu sehingga tidak bisa menghasilkan energi maksimal, maka ikan mengalami lemas sesuai energi yang dihasilkan. Bila hal ini terus terjadi, maka ikan akan mengalami kematian. Peristiwa kurangnya kadar glukosa dalam darah disebut dengan “Hipoglikemia”. Hipoglikemia dapat berdampak buruk pada kerja otak dan jaringan lainnya yang akan berujung pada kematian. Hal ini disebabkan karena otak hanya dapat menggunakan energi dalam bentuk glukosa, dan 80 % pasokan glukosa tiap harinya akan diberikan untuk otak. Jika otak kekurangan glukosa, maka mekanisme kerja organ tubuh dan jaringan lainnya akan terganggu.
Di saat ikan dalam keadaan lemas dimasukkan ditimba ke 2 yang telah diberi larutan gula. Pemberian glukosa itu dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan ikan tersebut kembali memiliki energi untuk bergerak  sampai akhirnya ikan tersebut dapat bergerak secara normal kembali. Ikan mengalami keadaan normal dipengaruhi oleh tingkat glukosa pada darah ikan meningkat karena dalam timba ke 2 mengandung glukosa yang berdifusi melalui membran insang menuju ke aliran darah ikan, sehingga glukosa yang semula tidak bisa dirubah menjadi glikogen karena resistensi insulin yang tinggi yang menyebabkan gula darah turun dan mempengaruhi fungsi metabolisme, sekarang menjadi normal kembali.



V.            KESIMPULAN
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.  Pemberian insulin pada ikan mas menyebabkan glukosa yang ada dalam darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin. Dimenit 01:44 dan 00:57 ikan menjadi lemas, kurang aktif karena kadar glukosa dalam darah ikan tersebut menurun secara drastis sehingga ikan tidak memiliki energi untuk bergerak. Peristiwa kurangnya kadar glukosa dalam darah disebut dengan “Hipoglikemia”. Pemberian larutan glukosa pada timba 2 dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah menyebabkan ikan tersebut kembali memiliki energi untuk bergerak  sampai akhirnya ikan tersebut dapat bergerak secara normal kembali.


VI.            DAFTAR PUSTAKA
Kemp, Stephen .2015. Anatomi sistem Endokrin
Sloane, E. (2004). ANATOMI DAN FISIOLOGI untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suryohudoyo P, 2000. Ilmu kedokteran molekuler. Ed I, Jakarta: Perpustakaan Nasional
Ward, Clarke &Linden. 2009. At A Glance: Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga 

1 komentar:

  1. What is the best casino site? - Lucky Club
    If you are visiting from luckyclub.live a country such as the Philippines or Canada, to the Philippines, there are no other online casinos or casinos in

    BalasHapus

Laporan Praktikum Anfisman Sistem Endokrin

Judul Praktikum        : Sistem Endokrin Tanggal Praktikum    : 24 Juni 2019 Tujuan Praktikum  : Setelah mengikuti praktikum ini mah...