Judul
Praktikum : Sistem Endokrin
Tanggal
Praktikum : 24 Juni 2019
Tujuan
Praktikum : Setelah mengikuti
praktikum ini
mahasiswa mampu menjelaskan sistem endokrin terutama pada proses kerja hormon insulin.
Dilaporkan Oleh : Yunita Widyastutik
NIM :
184010005
I.
DASAR TEORI
Di dalam tubuh kita terdapat 2
sistem yang bertanggug jawab terhadap pengaruturan lingkungan internal.
Penghantaran informasi yang cepat dan terarah diatur oleh sistem saraf.
Sedangkan pengaturan fungsi sel secara global dan pengaturan yang berlagsung lebih
lama berada di bawah tanggung jawab sistem endokrin melalui penghatar informasi
kimiawi yang dikenal dengan istilah hormon.
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau
yang lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan
mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil
sekresi tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus).
Adapun hasil dari sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf
yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Oleh karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.
Sisrtem
endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid, tapi juga
terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis,
ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan
dan mengatur fungsi tubuh.
KELENJAR
1. KELENJAR
HIPOFISA
Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang
terletak di dasar tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira
10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh
susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon
yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat .
hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik.
Kelenjar hipofisis disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan
mengendalikan sebagian besar kelenjar endokrin.
2. KELENJAR
TIROID
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan
keempat kelenjar kecil paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang.
Hormon yang dihasilkan tiroid memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh,
meliputi pengaturan berat tubuh, tingkat penggunaan energi glukosa darah, dan frekuensi denyut jantung.
3. KELENJAR
ADRENAL
Medula didalam dan korteks di luar
kelenjar adrenalin masing-masing mensekresi hormon yang berbeda. Hormon
kortikal merupakan steroid dan meliputi glukokortikoid, seperti kortisol, yang
mempengaruhi metabolisme; mineralokortikoid, seperti aldoseteron, yang
mempengaruhi keseimbangan garam dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja
pada ovarium dan testis. Medula didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah.
Serat serat medula terhubung dengan sistem saraf simpatis dan medula
menghasilkan hormon “tempur dan kabur”, seperti adrenalin.
HORMON
Hormon merupakan penghantar kimiawi
yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran aliran darah dan selanjutnya
dibawa sel-sel tanggap ditempat terjadinya khasiat itu. Secara khusus hormon
dikaitkan dengan kimia organik yang mempunyai aktivitas tinggi meskipun hanya
diberikan dalam jumlah yang sedikit. Hormon yang dihasilkan langsung
disekresikan ke pembuluh darah ke organ tujuan. Hormon melakukan kegiatan yang
spesifik, yakni mengatur proses metabolisme dari organ tujuan.
Pengaturan oleh hormon sering
berlangsung melalui reaksi-reaksi yang diperantarai oleh hormon lain melalui
suatu rangkaian 3 tingkat yang melibatkan hormon pembebas, hormon kedua dan
hormon efektor. Rangkaian ini di atur oleh sistem hipotalamus hipofisis. Ada
pula pembebasan hormon yang tidak melibatkan sistem tersebut. Dalam hal ini,
pembebasan hormon disesuaikan dengan konsentrasi senyawa yang dijaga oleh
hormon tersebut agar selalu tetap.
Pankreas merupakan organ yang
berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain
menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.
Insulin mempunyai fungsi penting
pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh terutama metabolisme karbohidrat.
Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi glukosa oleh hampir
seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism.
Untuk mendapatkan proses metabolisme
glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal,
dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas
atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap insulin merupakan salah satu
faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Gangguan
metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada dinamika sekresi
insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan
(inadekuat). Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk
terhadap homeostasis glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia
akut pascaprandial (HAP) yakni peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30
menit) setelah beban glukosa (makan atau minum).
KERJA HORMON
1.
PEMICU HORMON
Rangsangan
penyebab kelenjar endokrin melepas lebih banyak hormonnya bisa berbeda-beda.
Dalam beberapa kasus, kelenjar bereaksi langsung terhadap kadar zat tertentu
dalam darah, menggunakan sistem umpan balik. Dalam kasus lain, terdapat mekanisme
perantara didalam sistem umpan balik seperti kompleks hipotalamus – hipofisis
(Parker.2009: 108).
2.
MEKANISME KENDALI HORMON
Dari
sifat kimianya, ada dua jenis utama hormon, yang terdiri atas molekul protein
dan amino dan yang terdiri atas molekul steroid. Kedua kelompok ini secara
keseluruhan bekerja dengan cara serupa. Mereka berperan secara biokimiawi untuk
mengubah tingkat pembentukkan zat tertentu, biasanya dengan meninggalkan atau
memproduksi enzim yang mempercepat pertumbuhan zat tertentu (Parker.2009: 108).
3.
MEKANISMA UMPAN BALIK
Kadar hormon di dalam darah dikendalikan oleh mekanisme
umpan balik, atau siklus. Mekanisme ini bekerja seperti termostat yang
mengendalikan sistem pemanas pusat. Jumlah hormon tertentu yang beredar atau
sedang disekresi ke dalam aliran darah dideteksi dan dikirim ke unit pengendalian. Adapun yang menjadi
kompleks pengendaliannya ialah hipotalamus-hipofisis- di dalam otak
(Parker.2009: 108).
II.
ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunakan:
1. Alat suntik beserta jarum
2. Timba
3. stopwach
Bahan
yang digunakan :
1. Ikan mas 2 buah
2. Insulin 100 UI/ml
3. Larutan gula
4. Aquadest
III.
CARA KERJA
Percobaan pertama
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Siapkan
air ditimba. Timba 1 masukkan larutan insulin 1 ml dan timba 2 masukkan larutan
gula
3. Masukkan
ikan pada timba ke 1 dan amati pergerakan ikan tersebut setelah ditambahkan 1
ml insuin dan catatlah waktunya
4. Jika
sudah terjadi perubahan pada ikan, masukkan ditimba ke 2 yang telah diberi
larutan gula dan amati pergerakan ikan dalam keadaan normal dan jangan lupa
mencatat waktunya
Percobaan kedua
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Siapkan
air ditimba. Timba 1 masukkan larutan insulin 2 ml dan timba 2 masukkan larutan
gula
3. Masukkan
ikan pada timba ke 1 dan amati pergerakan ikan tersebut setelah ditambahkan 2 ml
insuin dan catatlah waktunya
4. Jika
sudah terjadi perubahan pada ikan, masukkan ditimba ke 2 yang telah diberi
larutan gula dan amati pergerakan ikan dalam keadaan normal dan jangan lupa
mencatat waktunya
IV.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perlakuan
|
Menit ke
|
Pergerakan ikan mas
|
Pada percobaan pertama:
Kondisi normal
Pemberian insulin 1 ml
Pemberian larutan gula
|
00:55 detik
01:44 menit
02:13 menit
|
Aktif, lincah
Mulai gelisah
Lemas dan diam ditempat
Aktif dan lincah
|
Pada percobaan kedua:
Kondisi normal
Pemberian insulin 2ml
Pemberian larutan gula
|
00:16 detik
00:57 detik
01:18
|
Aktif dan lincah
Mulai gelisah
Diam dan lemas
Aktif dan lompat-lompat
|
Pada percobaan kali ini kita menggunakan ikan mas sebagai
perumpamaan kerja sistem endokrin (hormon insulin). Ikan mas dipilih sebagai
bahan percobaan karena ikan mas dapat bergerak dengan lincah sehingga mekanisme
kerja dari kedua hormon tersebut dapat dilihat dengan mudah. Ukuran dari ikan
mas pun yang tidak terlalu besar dapat menghemat insulin yang tersedia.
Selain itu, harga dari ikan mas cukup murah dan mudah didapat.
Pemberian insulin pada ikan mas menyebabkan glukosa yang ada
dalam darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin. Insulin yang kita
gunakan dalam praktikum ini adalah Insulin 100 UI/ml merk Apidra Solostar. Glikogen
tersebut akan disimpan di dalam hati dan otot. Hal ini dapat menyebabkan 2
dampak berbeda, tergantung dengan kondisi ikan tersebut. Glukosa merupakan
salah satu monosakarida yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Pada
manusia, glukosa dibutuhkan sebagai bahan bakar (sumber energi). Pasokan
glukosa ± 80 % dibutuhkan oleh otak dan sisanya dibutuhkan oleh jaringan lain.
Kadar glukosa dalam tubuh, diatur oleh 2 hormon yang dihasilkan oleh pankreas.
Kedua hormon tersebut yaitu, Insulin dan Glukagon. Kerja antara insulin dan
glukagon adalah antagonis (saling berlawanan). Konsentrasi insulin dan glukagon
dalam darah, mengatur penyimpanan dan mobilisasi energi
Pada pecobaan pertama dan kedua kondisi
ikan dimenit 00:55 dan 00:16 ikan terlihat gelisah karena ikan mengalami stres.
Setelah beberapa detik dimenit 01:44 dan 00:57 ikan
menjadi lemas, kurang aktif dalam beberapa menit. Hal ini dipengaruhi oleh
fungsi insulin yang berdifusi melalui membran insang menuju ke aliran darah
ikan. Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan
bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel. Semakin tinggi
tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap
proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi
glukosa dari hepar. Penambahan insulin dalam timba menyebabkan resistensi
hormon insulin dalam ikan meningkat sehingga glukosa tidak dapat dirubah
menjadi glikogen, maka gula darah pada ikan menurun (hipoglikema) dan
mempengaruhi fungsi metabolisme ikan. Karena metabolisme ikan terganggu
sehingga tidak bisa menghasilkan energi maksimal, maka ikan mengalami lemas
sesuai energi yang dihasilkan. Bila hal ini terus terjadi, maka ikan akan
mengalami kematian. Peristiwa kurangnya kadar glukosa dalam darah disebut
dengan “Hipoglikemia”. Hipoglikemia dapat berdampak buruk pada kerja otak dan
jaringan lainnya yang akan berujung pada kematian. Hal ini disebabkan karena
otak hanya dapat menggunakan energi dalam bentuk glukosa, dan 80 % pasokan
glukosa tiap harinya akan diberikan untuk otak. Jika otak kekurangan glukosa,
maka mekanisme kerja organ tubuh dan jaringan lainnya akan terganggu.
Di saat ikan dalam keadaan lemas dimasukkan ditimba ke 2 yang
telah diberi larutan gula. Pemberian glukosa itu dapat meningkatkan kadar
glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan ikan
tersebut kembali memiliki energi untuk bergerak sampai akhirnya ikan
tersebut dapat bergerak secara normal kembali. Ikan mengalami keadaan normal
dipengaruhi oleh tingkat glukosa pada darah ikan meningkat karena dalam timba
ke 2 mengandung glukosa yang berdifusi melalui membran insang menuju ke aliran
darah ikan, sehingga glukosa yang semula tidak bisa dirubah menjadi glikogen
karena resistensi insulin yang tinggi yang menyebabkan gula darah turun dan
mempengaruhi fungsi metabolisme, sekarang menjadi normal kembali.
V.
KESIMPULAN
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan
perantara zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Insulin merupakan hormon yang
terdiri dari rangkaian asam amino yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.
Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan bertindak
meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel. Pemberian insulin pada ikan mas menyebabkan glukosa yang ada
dalam darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin.
Dimenit 01:44 dan 00:57 ikan menjadi
lemas, kurang aktif karena kadar glukosa dalam darah ikan tersebut menurun
secara drastis sehingga ikan tidak memiliki energi untuk bergerak. Peristiwa kurangnya kadar glukosa
dalam darah disebut dengan “Hipoglikemia”. Pemberian larutan glukosa pada timba
2 dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah menyebabkan ikan tersebut
kembali memiliki energi untuk bergerak sampai akhirnya ikan tersebut
dapat bergerak secara normal kembali.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Kemp, Stephen .2015. Anatomi sistem Endokrin
Sloane, E. (2004). ANATOMI DAN FISIOLOGI untuk
pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suryohudoyo
P, 2000. Ilmu kedokteran molekuler. Ed I, Jakarta: Perpustakaan Nasional
Ward, Clarke &Linden. 2009. At A Glance: Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ward, Clarke &Linden. 2009. At A Glance: Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
What is the best casino site? - Lucky Club
BalasHapusIf you are visiting from luckyclub.live a country such as the Philippines or Canada, to the Philippines, there are no other online casinos or casinos in